MEMBACA SEBAGAI KEGIATAN EKSKLUSIF SISWA
SMA MASA KINI
Nova Ryandi,
S.Hum.

Seorang siswa pasti
memerlukan pedoman – pedoman penunjang dalam memenuhi kewajibannya sebagai
siswa untuk belajar di sekolah. Salahsatu pedoman tersebut adalah buku teks
pelajaran dan buku – buku teks lainnya. Buku teks pelajaran hampir setiap hari
dikonsumsi para siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh gurunya, tetapi
buku – buku sumber lain diluar teks pembelajaran sangat jarang dibaca. Inilah
yang menjadi masalah serius siswa saat ini. Pada masa kini sudah sangat jarang
siswa bercengkrama dengan temannya membahas atau membicarakan tentang isi buku
yang dibaca. Kebanyakan siswa lebih asik untuk mengagung-agungkan ponsel
pintarnya daripada membahas buku. Saat ini buku seolah benda yang usang dan tak
berguna sehingga penuh dengan debu dan kotoran. Jika kondisi buku seperti itu,
maka sudah dipastikan bahwa buku tersebut jarang dibuka.
Kegiatan membaca buku
saat ini berbeda dengan kondisi sepuluh tahun ke belakang, dimana ponsel adalah
benda yang eksklusif dilingkungan siswa SMP atau SMA. Mayoritas siswa dahulu
sering membaca dan berdiskusi mengenai buku yang dibacanya, terlebih ketika
seseorang memiliki buku baru. Kegiatan inilah yang sekarang menjadi langka
terlihat di kalangan siswa khususnya SMA. Padahal dapat diketahui bahwa dengan
membaca, kecerdasan seseorang dapat meningkat, karena membaca juga dapat
meningkatkan daya ingat sehingga seorang siswa akan lebih mudah dalam menghafal
dan memahami pelajaran di sekolah. Saat ini kondisi tersebut sudah sangat
terbalik ketika generasi muda diserang dengan gadget. Secara tidak sadar pola hidup anak – anak muda berubah
drastis, dari yang dulu senang membaca buku, dan sangat tidak bisa lepas dari
buku menjadi seorang siswa yang tidak bisa hidup tanpa gadget. Inilah dampak buruk penggunan gadget bagi anak muda masa kini. Gaul tidak masalah selama tahu
batasan dan mengerti etika.
Kini membaca sangatlah
eksklusif. Kegiatan ini menjadi sangat jarang dilakukan sebab apa – apa
semuanya serba gadget, tak lagi siswa ingin berniat mencari sumber sumber yang
dibutuhkan dalam belajar melalui buku. Semua dipermudah, namun mengajarkan kita
menjadi orang yang berbudaya instan. Padahal, hal yang penting dari membaca
adalah proses kita memahami isi bacaan, ini yang penting. Membaca mengajarkan
kita untuk menghargai proses, hasilnya adalah dalam setiap perilaku kita
menghargai dan sangat mementingkan proses ketimbang hasil yang cepat namun tak
berarti banyak.
Membaca bukan hanya tugas
para guru saja, tetapi juga kewajiban seorang siswa. Membaca juga bukan hanya
menjadi tanggungjawab guru bahasa saja, melainkan seluruh guru di sekolah juga
alangkah baiknya dapat mengarahkan siswanya dalam mengkonsumsi bahan bacaan.
Dengan demikian proses literasi yang digaungkan pemerintah akan dengan mudah
telaksana. Semua warga sekolah sudah terbiasa membaca merupakan ciri masyarakat
yang maju dan berwawasan luas. Hal yang penting lagi adalah membaca bukan
membuang - buang waktu tetapi justru memanfaatkan waktu luang menjadi lebih
bermanfaat.
Salahsatu solusi agar
bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju adalah seluruh warga negaranya
gemar membaca. Banyak negara maju yang warga negaranya tidak lepas dari buku
bacaan. Karena jendelanya dunia adalah buku maka kuncinya kita harus pandai dan
rajin membaca. Konsentrasi meningkat, pola berfikir terstruktur, dan perilaku
lebih teratur jika sudah terbiasa membaca dan memahai isinya. Salahsatu contoh
adalah buku – buku sastra baik itu novel, cerpen, ataupun sajak, sebab melalui
buku sastra kita bisa memiliki jiwa yang besar. Dan memiliki manfaat untuk
melapangkan hati agar lebih luas dan bahagia, sastra mengajarkan keindahan jika
orang mau dan memahami isi bacaan yang terkandung di dalamnya. Intinya, membaca
adalah awal orang menuju langkah sukses dalam meraih cita - cita. Jika
seseorang ingin meraih kesuksesan, maka buku adalah senjata paling efektif
untuk menghadapi tantangan jaman.
Komentar
Posting Komentar